Honorer K2 Kemenag, Meskipun Lolos Seleksi, Tidak Langsung Mendapatkan NIP
Honorer K2 Kemenag telah diumumkan beberapa waktu yang lalu. Sejumlah 16.369 tenaga honorer K2 di Kemenag yang tersebar di seluruh Indonesia, dinyatakan telah lolos tes CPNS dan telah diumumkan pada 26 Juli 2014. Namun, ada yang perlu diperhatikan, yaitu mereka
tidak secara otomatis akan mendapatkan Nomor Induk Pegawai (NIP). Untuk yang lolos bisa melakukan cek NIP anda disini.
Kepala Biro Humas dan Protokoler Badan
Kepegawaian Negara (BKN) Tumpak Hutabarat menjelaskan, bahwa nama yang
lulus itu harus diverifikasi ulang data-datanya oleh instansinya
masing-masing. Jika ternyata ada yang bodong, maka otomatis gagal untuk diikutkan
dalam usul pemberkasan NIP.
"Jadi seperti yang dilakukan
instansi-instansi lain, honorer K2 dari Kemenag ini juga harus
dilakukan verifikasi," ujar Tumpak kemarin.
Ditegaskan juga, nantinya dalam proses
pengajuan pemberkasan, juga harus dilampiri Surat Pernyataan Tanggung
Jawab Mutlak (SPTJM) dari pejabat pembina kepegawaian di Kemenag, dalam
hal ini menteri agama.
Ditegaskan, tanpa ada STPJM yang diteken PPK, maka tidak akan diproses. "SPTJM itu harus, itu wajib," tegas Tumpak.
Dia memberi contoh pengusulan
pemberkasan honorer K2 dari Pemko Medan yang tidak disertai SPTJM yang
diteken walikota. "Yang seperti itu lah yang pasti ditolak," tegasnya.
Dikatakan, SPTJM yang harus diteken PPK
itu bertujuan agar nama-nama honorer K2 yang akan mendapatkan NIP,
adalah benar-benar honorer yang memenuhi persyaratan, bukan bodong. Jika
yang diusulkan ternyata ditemukan ada yang bodong, maka PPK bisa
disanksi pidana.
Seperti sudah diberitakan, 16.369 honorer K2 kemenag yang lulus CPNS itu tersebar di seluruh Indonesia.
Mayoritas honorer K2 di lingkup kemenag
merupakan guru Madrasah, namun ada juga dosen di perguruan tinggi negeri
Islam, tenaga administrasi di kantor-kantor KUA, dan juga para
penghulu.
Sumber: jpnn.com
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar sesuai posting, kami ijinkan menanam satu link aktif, dengan syarat, berkomentar dengan santun dan tidak ada unsur fitnah.