Harus Berapa Korban Lagi? Seorang Pendemo Honorer K2 Meninggal
Selain di Jakarta, demo yang dilakukan para honorer K2 yang tidak lolos seleksi juga terjadi di beberapa daerah. Salah satunya di Nangroe Aceh Darusalam. Tidak kurang 100 honorer kategori 2 (K2) yang tidak
lulus seleksi CPNS, Selasa (25/2/2014) kemarin demo di Meulaboh, Aceh
Barat. Seorang pria bersenjata pedang mengamuk dan merusak Kantor BKPP.
Demo juga diwarnai suasana duka karena seorang perempuan peserta aksi
yang dilarikan ke rumah sakit akibat kelelahan akhirnya meninggal
dunia.
Pantauan Serambi (Tribunnews.com Network), tidak kurang 100
honorer K2 yang gagal seleksi CPNS mengamuk di Kantor Badan Kepegawaian
Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Aceh Barat, Selasa kemarin. Amuk massa
itu bermula ketika seorang honorer bersenjata pedang memecahkan sejumlah
kaca jendela Kantor BKPP. Kepala BKPP, Bambang Surya Bakti bersama
staf-nya terpaksa lari pontang-panting menyelamatkan diri dari amuk pria
berpedang itu.
Pada awalnya aksi demo berjalan tertib ditandai dengan penyampaian
aspirasi ke BKPP. Namun tanpa diduga sekitar pukul 09.30 WIB, dalam
kerumuman massa muncul seorang honorer bersenjata pedang menyerang ke
arah kantor sambil memecahkan kaca jendela kantor tersebut. Amukan
laki-laki berpedang itu memancing sejumlah honorer lainnya melakukan
aksi pengrusakan. Tidak kurang delapan jendela kantor rusak dan sejumlah
mobiler (bangku) dibanting oleh demonstran yang semakin tak terkendali.
Ketika aksi berlangsung, Kantor BKPP hanya dijaga oleh Satpol PP/WH.
Akibatnya, Kepala BKPP, Bambang Surya Bakti yang sebelumnya ikut
menerima massa terpaksa melarikan diri, sebab takut menjadi sasaran
amukan. Selain Kepala BKPP, staf dan pejabat terkait di BKPP dan Satpol
PP/WH juga mengambil langkah mundur. Apalagi honorer yang membawa pedang
sempat mengibas-ngibaskan senjata tajam itu secara membabibuta.
Sekitar pukul 22.00 WIB tadi malam, honorer K2 di Aceh Barat
terhenyak dengan kabar duka meninggalnya seorang rekan mereka bernama
Rasmanidar (38) yang ikut pada aksi demo di Meulaboh, Selasa kemarin.
Rasmanidar sehari-hari bertugas sebagai guru honor di SMPN 3 Kaway
XVI namun namanya tak muncul dalam pengumuman kelulusan CPNS tahun ini.
Akhirnya Rasmanidar bersama kawan-kawannya melancarkan aksi protes.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Serambi, Rasmanidar
yang berstatus janda beranak tiga itu dilarikan ke RSUD Cut Nyak Dhien
Meulaboh sekitar pukul 12.00 WIB kemarin karena kelelahan pada saat demo
di DPRK. Namun sekitar pukul 22.00 WIB tadi malam, Rasmanidar meninggal
dunia ketika masih dalam perawatan tim medis. Jenazahnya dibawa pulang
ke rumah duka di Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh.
Dokter jaga di RSUD Cut Nyak Dhien, Rita yang ditanyai Serambi tadi
malam mengatakan, korban sempat dirawat di ICU karena tekanan darahnya
naik.
"Korban memiliki riwayat darah tinggi dan ditambah kelelahan," kata
Rita didampingi Kepala Tata Usaha RSU Cut Nyak Dhien, Afrizal.
Aksi demo honorer K2 di Meulaboh kemarin selain berakhir dengan
kematian seorang peserta aksi, juga kerusakan Kantor BKPP Aceh Barat dan
ditangkapnya empat orang demonstran yang diduga melakukan pengrusakan.
Keempat honorer yang ditangkap dan hingga tadi malam masih ditahan
adalah Yupriadi/Awet, Irfan, Yuli Supriadi, dan Mukhlis. Massa sempat
mendatangi Mapolres Aceh Barat mendesak agar rekan-rekan mereka yang
ditahan dilepas. Namun pihak kepolisian tidak menanggapi desakan itu dan
akan tetap memproses sesuai hukum.
"Mereka kita tahan dulu untuk dimintai keterangan," kata Kapolres
Aceh Barat, AKBP Faisal Rivai. Sekitar pukul 18.00 WIB, massa
meninggalkan Mapolres Aceh Barat.
Honorer K2 yang tak lulus seleksi CPNS, kembali mendatangi Kantor Bupati Bireuen, Selasa kemarin. Karena tak
berhasil menemui bupati, enam perwakilan honorer didampingi Pengurus Koalisi Guru Bersatu (Kobar-GB) M Jafar dan Pengurus Solidaritas Guru Muda Aceh (SiGMA) Bireuen, Alfian diterima Sekda Bireuen, Ir Zulkifi sekitar pukul 12.30 WIB.
berhasil menemui bupati, enam perwakilan honorer didampingi Pengurus Koalisi Guru Bersatu (Kobar-GB) M Jafar dan Pengurus Solidaritas Guru Muda Aceh (SiGMA) Bireuen, Alfian diterima Sekda Bireuen, Ir Zulkifi sekitar pukul 12.30 WIB.
"Kami semua termasuk Pak Bupati siang malam memikirkan nasib K2 yang
belum lulus," ujar Sekda Bireuen di hadapan perwakilan hononer K2.
Aspirasi yang disampaikan honorer K2 ke Pemkab Bireuen meliputi
berkas mereka diusulkan kembali ke Menpan, utamakan K2 yang tua-tua, K2
diangkat tanpa tes diprioritaskan dengan berbagai cara, tidak ada lagi
honorer siluman, dan memperjuangkan nasib K2 ke gubernur agar diberikan
honor khusus.
Kepala BKPP Bireuen, Drs M Isa MM membantah informasi yang
menyebutkan salah seorang honorer K2 yang lulus atas nama Mutia Sari
adalah anaknya.
"Mutia Sari yang lulus itu bukan anak saya, ia adalah warga Jangka
pegawai honor di Kantor Camat Jangka. Sedangkan Mutia Sari anak saya
belum cukup syarat sebagai tenaga honor K2," kata Isa.
Isa menambahkan, isu tersebut sengaja diembuskan pihak tertentu untuk mendiskreditkan dirinya.
Sumber informasi: Berita.Yahoo.com
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar sesuai posting, kami ijinkan menanam satu link aktif, dengan syarat, berkomentar dengan santun dan tidak ada unsur fitnah.